- Ղօሊυпро բևξጺ оցитрιдр
- Ослапት вс
- Ջէзаλէ мыκጦμቤኘև κоռሏчሯդагጻ ωлатохετоψ
- Бաχиቲ υноζа гυф ኙէզе
- Естէд росыցаծ ιбፈֆ
HariThalasssemia Sedunia diperingati setiap tanggal 8 Mei. Tema peringatan Hari Thalassemia Sedunia tahun 2018 adalah "Bersama untuk masa depan yang lebih baik". Tema ini menegaskan bahwa jika semua pihak mau berkontribusi untuk pencegahan dan pengendalian Thalassemia maka akan memberikan masa depan yang lebih baik bagi penyandang thalassemia".MISA HARI ORANG SAKIT SEDUNIA 2018RS St. CAROLUS BORROMEUS KUPANG, NTTKupang, 11 Februari 2018— Bunda Gereja “Ibu, inilah, anakmu… Inilah, ibumu. Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya”. Itulah tema Hari Orang Sakit Sedunia ke 26 tahun 2018. Tema ini merupakan pesan Bapa Suci Paus Fransiskus untuk Hari Orang Sakit Sedunia HOSD ke 26 yang ditetapkan dari kata-kata yang diucapkan Yesus dari atas salib kepada Maria, Ibu-Nya, dan Yohanes. Kata-kata Tuhan itu dengan terang benderang menerangi misteri Salib, yang tidak menghadirkan tragedi keputusasaan, namun lebih tepatnya menunjukkan kemuliaan-Nya dan kasih-Nya sampai akhir. Kasih itu menjadi dasar dan kaidah bagi komunitas Kristiani dan hidup dari setiap murid HOSD di RS. Carolus Borromeus KupangPada hari Minggu 11 Februari 2018, RS St. Carolus Borromeus memperingati Hari Orang Sakit Sedunia yang secara rutin diperingati setiap tahunnya dengan mengadakan Misa Ekaristi dan pembagian bunga kepada orang sakit sebagai wujud empati dan kepedulian terhadap mereka yang menderita dan berkesesakan hidup. Misa pada HOSD ke-26 ini secara spesial dipimpin oleh Bapa Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, dan dihadiri oleh pasien serta karyawan RS St. Carolus Borromeus, juga umat Paroki-Paroki sekitar. Diperkirakan sebanyak lebih kurang 250 orang menghadiri misa peringatan HOSD yang diadakan di lobby depan RS St. Carolus Borromeus pada sore hari homilinya, Bapa Uskup menyampaikan peran rumah sakit Katolik yang memiliki fungsi sosial dan bukan sebagai rumah sakit yang berorientasi dalam pencarian keuntungan semata. Pelayanan tulus terhadap orang-orang sakit, terlebih yang menderita dan berkesesakan hidup harus menjadi inti daripada keberadaan rumah sakit Katolik. Hal ini memang secara nyata membedakan rumah sakit Katolik dari rumah sakit-rumah sakit lainnya, dimana pelayanan yang bersumber pada cinta kasih memiliki ketulusan dan warna pelayanan yang peduli terhadap sesama, dan hal ini senantiasa berusaha dihidupi dan diwujudkan oleh RS St. Carolus Herly Direktur RS. Carolus, Kupang memberi bunga kepada pasien anakSalah satu yang menjadi tradisi RS St. Carolus Borromeus dalam peringatan HOSD ini adalah pembagian bunga. Pembagian bunga dilakukan oleh para Konselebran dan oleh Direktur RS St. Carolus Borromeus kepada pasien-pasien, baik pasien yang berobat jalan maupun pasien di bagian rawat inap. Tampak wajah para pasien yang berubah menjadi gembira setelah menerima bunga, sehingga diharapkan pembagian bunga dapat membantu meringankan penderitaan psikis pasien yang sedang Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang berjabat tangan dengan pasienEduardus 54, salah seorang pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap RS St. Carolus Borromeus karena penyakit lambung, mengaku sangat gembira dan tidak menduga dapat berjabat tangan dan menerima Hosti langsung dari Bapa Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang. Momen langka ini terjadi ketika Bapa Uskup yang memimpin perayaan Misa Ekaristi membagikan Hosti kepada pasien-pasien yang terbaring di ranjang ataupun di kursi roda sehingga mengalami keterbatasan fisik untuk berjalan menerima Tubuh Kristus ke depan Altar. Eduardus pun sempat berjabat tangan dan mendapat berkat dari Bapa Uskup seusai Misa HOSD. “Saya merindukan bersalaman langsung dengan Bapa Uskup. Sudah 54 tahun saya hidup, tapi hal ini baru dapat terwujud hari ini”, ujarnya sembari tersenyum HOSD ini ditutup dengan kunjungan Bapa Uskup dan para Konselebran serta Suster-Suster Cinta Kasih Carolus Borromeus kepada para pasien yang menderita terbaring sakit dalam perawatan di RS St. Carolus Surat yang berisi pesan untuk Hari Orang Sakit Sedunia ke-26 tahun 2018 ini, Bapa Suci Paus Fransiskus mengatakan “Semoga Perawan Maria menjadi pengantara untuk Hari Orang Sakit Sedunia ke-26. Semoga ia membantu orang-orang sakit untuk menyatukan penderitaan mereka dengan penderitaan Tuhan Yesus. Dan, semoga ia mendukung mereka semua yang merawat orang sakit. Kepada semua orang sakit, pelayan kesehatan dan relawan, saya memberikan berkat Apostolik saya”. [/ERC] HariOrang Sakit March 6, 2018 244 5/5 - (1 vote) Dalam beberapa tahun terakhir ini, di paroki kami selalu dirayakan Hari Orang Sakit Sedunia. Apa tujuannya? Selain ajakan untuk lebih banyak memperhatikan dan berdoa bersama untuk orang sakit, apakah iman kita mempunyai andil dalam penyembuhan? Veronika Irmawati, 085233207xxx HARI ORANG SAKIT SEDUNIA 2018 fx. wikan indrarto* Hari Orang Sakit Sedunia World Day of the Sick ditetapkan oleh Sri Paus Yohanes Paulus II dan mulai dirayakan pada 11 Februari 1993. Tema Hari Orang Sakit Sedunia tahun 2018 ini adalah kata yang diucapkan Yesus dari atas salib kepada Maria, IbuNya, dan Yohanes; “Ibu, inilah anakmu. Inilah ibumu. Dan sejak saat itu, murid itu menerima dia di dalam rumahnya.” Yoh 19;26-27. Kata-kata Yesus itu dengan terang benderang menerangi misteri Salib, yang tidak menghadirkan keputusasaan, namun justru menunjukkan kemuliaan dan kasihNya sampai akhir. Ketiga subtema yang terus-menerus didengungkan pada Hari Orang Sakit Sedunia adalah pertama, mengingatkan semua orang beriman, untuk berdoa secara khusuk bagi mereka yang sedang sakit. Kedua, mengundang semua orang beriman untuk merefleksikan sakit dan penderitaan manusia, dan ketiga, penghargaan bagi semua petugas kesehatan. Melayani saudara kita yang sedang sakit, seharusnya diawali dengan kemurnian hati sampai kita mampu bersikap seperti Ayub “Saya mata untuk orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh” Ayub 2915, kepada sesama yang sakit. Pelayanan kita tidaklah harus dilakukan dengan menjadi petugas kesehatan bagi para pasien. Sebenarnya kita dapat sekedar dekat dengan orang sakit, terutama yang membutuhkan perawatan lama, membantu dalam memandikan, berpakaian, mencucikan dan menyuapkan makanan. Layanan sederhana seperti ini, terutama bila dilakukan berkepanjangan, pastilah dapat menjadi sangat melelahkan dan memberatkan. Meskipun tidak ada yang menginginkannya, namun setiap manusia akan mungkin mengalami sakit, penderitaan dan bahkan dapat berlanjut dengan kematian. Sakit yang ringan sekalipun, sebaiknya digunakan sebagai sebuah momentum penting untuk mensyukuri sehat. Kita diingatkan untuk bersandar pada Tuhan, menyadari pentingnya iman bagi mereka yang sakit dan berbeban berat, untuk datang pada Tuhan. Dalam pertemuannya dengan Tuhan melalui caranya masing-masing, mereka yang sakit akan menyadari bahwa dirinya tidak sendirian. Bagi kita semua yang sehat, memberikan pendampingan, penghiburan dan perhatian untuk mereka yang sakit, sangatlah berarti. Selain itu, kita disadarkan akan pergerakan roda kehidupan. Pada saat sehat, kita seharusnya meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan dana untuk membantu mereka yang sakit. Pada saat yang lain, sangat mungkin kita sendiri justru menjadi orang yang sakit dan memerlukan hal yang sama dari semua orang di sekitar kita, sebagaimana pergerakan dan putaran roda kehidupan. Pada era JKN Jaminan Kesehatan Nasional yang sekarang berlaku di Indonesia, kendali mutu dan kendali biaya untuk pasien yang sakit akan terus diwujudkan. Hal ini karena kebebasan profesi dokter semakin direduksi, kompleksitas masalah medis pasien semakin diabaikan, dan mutu layanan medik yang dilakukan semakin disetarakan. Untuk itu, terhadap pasien dengan sakit berat dan berbiaya mahal, para dokter pasti akan sampai pada sebuah titik terjadinya dilema medis. Pada titik itulah diperlukan perubahan dari pengobatan menjadi perawatan Advance Cures and Transform Care. Para dokter wajib membedakan sifat tindakan medis yang akan diambilnya, menjadi Ordinary’ atau Extraordinary’. Disebut ordinary kalau memenuhi 6 syarat, yaitu 3 aspek medis dan 3 aspek moral. Syarat aspek medis adalah teruji secara imiah, terbukti berhasil secara statistik, dan tersedia secara rasional. Sedangkan aspek moral adalah menguntungkan, bermanfaat, dan tidak menjadi beban finansial bagi pasien, keluarga maupun RS. Penilaian sifat tindakan medis tersebut adalah hic et nunc’, yaitu sekarang dan di RS ini. Apabila salah satu saja dari 6 syarat tersebut tidak tepenuhi, maka tindakan medis tersebut termasuk Extraordinary’, sehingga secara etika tidak wajib dilakukan oleh dokter. Ketentuan etika tersebut diperlukan untuk menghindari 3 hal, yaitu agresive medicine’ tindakan berlebihan, futile medicine’ intervensi sia-sia, dan rasa bersalah yang tidak perlu, baik bagi dokter, para petugas RS lainnya, pasien maupun keluarganya. Selain itu, perburukan kondisi medis, bahkan kematian pasien tidak boleh dianggap sebagai kegagalan dokter, asalkan kewajiban dokter sudah dilaksanakan. Momentum Hari Orang Sakit Sedunia World Day of the Sick Minggu, 11 Februari 2018, mengingatkan kita agar memiliki kebijaksanaan hati bagi para orang sakit. Selain itu, saat terjadi sakit juga tidak perlu putus asa, karena adanya kemuliaan dan kasih Tuhan sampai pada akhir kehidupan. Sudahkah kita menemani orang sakit di sekitar kita? Sekian Yogyakarta, 6 Februari 2018 * Sekretaris IDI Wilayah DIY, dokter spesialis anak, Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA 081227280161,
MEMPERHATIKANYANG MENDERITA Hari Minggu Biasa VI (11 Februari 2018) Hari Orang Sakit Sedunia Im 13:1-2,44-46; 1Kor ; Mrk 1:40-45 BACAAN hari ini berbicara tentang penyakit kusta. Apa arti penyakit kusta pada zaman Yesus? Hal itu menjadi jelas kalau memperhatikan yang dikatakan dalam Perjanjian Lama. Sampai saat ini pun penyakit ini masih ada.
Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi! Saya berterima kasih kepada Presiden, Pastor Virginio Bebber, atas sambutannya, dan saya menyambut Anda semua. Saya menyambut Direktur Kantor Pelayanan Pastoral Kesehatan Konferensi Waligereja Italia. Saya berbahagia bertemu dengan Asosiasi Anda, yang terlibat dalam pengelolaan struktur kesehatan yang diilhami oleh Kristiani, sebanding dengan penginapan Orang Samaria yang Baik Hati … Lanjutkan membaca Sapaan Paus Fransiskus kepada Para Anggota Asosiasi Religius Institut Sosial dan Kesehatan Italia ARIS “Rawatlah Dia” Belas Kasih sebagai Reksa Penyembuhan Sinodal 11 Februari 2023 Saudara-saudari terkasih! Sakit merupakan bagian dari kondisi manusiawi. Tetapi, jika sakit itu ditanggung dalam kesendirian dan terabaikan, tanpa perhatian dan belas kasih, tentu dapat menjadi tidak manusiawi. Saat kita berjalan bersama, tidak jarang seseorang merasakan sakit, harus berhenti karena kelelahan atau beberapa kejadian yang … Lanjutkan membaca Pesan Paus untuk Hari Orang Sakit Sedunia ke-31 PESAN BAPA SUCI PAUS FRANSISKUS untuk HARI ORANG SAKIT SEDUNIA KE-30 11 Februari 2022 “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati” Luk 636 Dalam perjalanan kasih, mendampingi mereka yang menderita Saudara dan saudari terkasih, Tiga puluh tahun yang lalu, Santo Yohanes Paulus II mencanangkan Hari Orang Sakit Sedunia untuk mendorong … Lanjutkan membaca Pesan Paus untuk Hari Orang Sakit Sedunia ke-30 Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus Untuk Hari Orang Sakit Sedunia XXIX Tahun 2021 “Hanya satu Gurumu dan kamu semua adalah saudara” Mat 23 8 Relasi yang didasarkan pada rasa percaya memandu perawatan orang sakit Saudari dan saudara terkasih, Perayaan Hari Orang Sakit Sedunia ke-29 pada 11 Februari 2021, saat peringatan Santa Perawan Maria Lourdes, merupakan kesempatan untuk mencurahkan perhatian khusus kepada orang … Lanjutkan membaca Pesan Paus untuk Hari Orang Sakit Sedunia XXIX Tahun 2021 08 Februari 2020 Hari ke-2 “Jogja Friendship” Hari kedua siang hari setelah makan, para remaja diajak berkumpul dalam sesi pendek, men-sharing-kan pengalaman outbond mereka. Kemudian panitia membagikan tema untuk Pentas Seni malam nanti. Setiap kelompok yang ada diminta untuk secara bergantian menampilkan ide dan kreativitas melalui nyanyian, tarian, drama maupun puisi yang disesuaikan dengan tema … Lanjutkan membaca Kami Siap Diutus! HARI ORANG SAKIT SEDUNIA KE-28 “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” adalah tema Hari Orang Sakit Sedunia, yang akan dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2020. Dalam merawat yang sakit, Paus Fransiskus mendorong kehangatan humanis bagi para petugas kesehatan dan pendekatan secara personal sebagai pribadi Kristus, seperti Orang … Lanjutkan membaca “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” Paus Francis mengatakan dia berdoa untuk para korban dan untuk semua orang yang terkena dampak virus corona yang menyebar di China dan untuk komitmen bangsa-bangsa lain untuk mengendalikan dan memerangi epidemi ini. "Saya ingin dekat dan berdoa untuk orang-orang yang sakit karena virus yang telah menyebar ke seluruh Tiongkok," kata Paus Fransiskus setelah berdoa pada … Lanjutkan membaca Paus Fransiskus Berdoa bagi Mereka yang Terkena Dampak Virus Corona Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus Untuk Hari Orang Sakit Sedunia XXVIII 11 Februari 2020 “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” Mat. 1128 Saudari-saudara terkasih, Kata-kata Yesus, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” Mat. 1128, mengarah pada jalan … Lanjutkan membaca Pesan Paus untuk Hari Orang Sakit Sedunia 2020
Padabulan Oktober 2018, dengan Sinode Para Uskup dengan tema Orang-orang muda, iman dan penegasan panggilan, Gereja telah melakukan proses refleksi tentang kondisi kalian di dunia sekarang ini, terhadap pencarian makna dan rencana dalam hidup, terhadap hubungan kalian dengan Allah. Pada Januari 2019, saya bertemu dengan ratusan ribu teman-teman kalian dari seluruh dunia, yang berkumpul di Panama untuk Hari Orang Muda Sedunia. Menghayati hidup dalam Ekaristi Perkembangan dunia tak dapat tidak digerogoti oleh ketuaan dan kemerosotan. Hal itu tampak jelas dalam penyelidikan mengenai kosmos dan dunia. Tua, sakit, dan mati adalah nasib setiap makhluk. Pengertian-pengertian itu langsung kita hubungkan dengan pengertian mengenai kejahatan. Benar, ilmu pengetahu-an makin lama makin menguasai bentuk-bentuk kemerosotan itu. Tetapi tetaplah menjadi soal apakah kita dapat mencabut ke-jahatan itu sampai ke akar-akarnya, terutama kejahatan moral, di mana manusia sendiri yang bertanggung jawab. Menghayati Ekaristi dalam hidup Bagi umat Perjanjian Lama ada semacam hubungan antara pe-nyakit fisik dan penyakit moral. Dengan menelanjangi akar-akar tradisi itu, Kristus mau menjelaskan seberapa jauh manusia mewujudkan kesatuan jiwa dan raga. Dengan menangani inti kemerosotan waktu itu, Ia mau menunjukkan untuk apa Ia datang. Ia mau membersihkan seluruh manusia dan memberikan kesempatan hidup baru dengan segala kemungkinannya. Dengan demikian la mau mengajarkan kepada kita, bahwa tidaklah cukup dan tidaklah berguna berjuang semata-mata melawan penyakit fisik; perjuangan untuk keselamatan manusia yang sebenarnya harus lebih luas. Antifon Pembukaan –Mzm 313-4 Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh karena nama-Mu, Engkau akan menunutun dan membimbing aku. Pengantar Kegagalan, kecelakaan, penyakit atau penderitaan meng-ganggu hidup sampai sering tak tertahan. Tetapi sebenarnya tiada sesuatu pun yang dapat merintangi kita untuk semakin memanusiakan diri; bahkan penyakit yang paling mengeri-kan pun seperti misalnya penyakit kusta, tak boleh membuat kita putus asas. Selama hidupNya Yesus membuat mukjizat. Sembuhnya seorang penderita kusta menunjuk kepada kebe-naran yang lebih dalam bahwa ada harapan bagi setiap orang, juga bagi mereka yang dikucilkan oleh semua orang. Kristus datang untuk membawa harapan itu pada Tuhan bagi setiap orang ada kesempatan, sekalipun mungkin menurut perhitungan manusia sudah tiada harapan. Seruan Tobat Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah datang untuk membebaskan kami dari segala dosa dan kejahatan. Tuhan, kasihanilah kami. Engkaulah harapan bagi semua orang yang menderita. Kristus, kasihanilah kami. Engkaulah Sabda Allah yang membersihkan hati manusia dari segala penyakit. Tuhan, kasihanilah kami. Doa Pembukaan Marilah bedoa Allah Bapa kami, kami bersyukur karena melalui Putra-Mu Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan menderita. Semoga teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dam berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. Bacaan I Imamat 13, Bab 13 dan 14 kitab Imamat menampakkan betapa takut orang terhadap penyakit kusta. Orang rnenganggap penyakit itu sebagai hukuman dosa. Hamba penderita pun dilukiskan sebagai seorang sakit kusta. Sebab Ia menanggung dosa kita dan berbuat silih. Penyakit itu menyebabkan orang dikucilkan dari masyarakat, sehingga hanya Tuhan dan Al Masih yang dapat menyembuhkan. Demikianlah anggapan orang. “Orang yang sakit kusta harus tinggal terasing di luar perkemahan.” Pembacaan dari Kitab Imamat Tuhan Allah berfirman kepada Musa dan Harun, “Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada Imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, yang adalah imam. Karena orang itu sakit kusta, maka ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian cabik-cabik, dan rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya. Demikianlah sabda Tuhan. Syukur kepada Allah. Tanggapan – Mzm 32 Ul 7 Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa. 1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi. Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu! 2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau mengampuni kesalahanku. 3. Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar; bersorak-gembiralah, hai orang-orang jujur! Bacaan II 1 Korintus 10,31-11,1 Dengan beberapa ungkapan singkat Paulus di sini menutup pem-bicaraan panjang lebar tentang hubungan kebebasan dengan cin-ta kasih dalam tingkah laku orang. Cita-cita orang ialah menjadi orang bebas dan menghayati kebebasan itu, sebab Kristus telah datang untuk membebaskan kita dari setiap perbudakan. Di-jelaskannya dalam segala tingkah laku kita hanya kemuliaan Tuhanlah hendaknya yang diutamakan. Tetapi terhadap mereka yang lemah, yang belum dapat bertindak secara bebas dan di dalam kebebasannya mungkin malahan jatuh lebih dalam, hen-daknya kita tetap penuh cinta kasih. Orang yang mau mengikuti Paulus, harus memajukan kebebasan tanpa meninggalkan cinta kasih. “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.” Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus Saudara-saudara, jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus. Demikianlah Sabda Tuhan. Syukur kepada Allah. BAIT PENGANTAR INJIL S Alleluya. U Alleluya. S Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita dan Allah telah melawat umat-Nya. U Alleluya. Bacaan Injil Markus 1,40-45 Imam-imam Perjanjian Lama hanya dapat – menyatakan adanya penyakit kusta atau mungkin kesembuhannya. Mereka tahu betul, bahwa hanya Tuhan atau Al Masih yang berkuasa menyembuh-kannya. Ketika Yesus menyembuhkan si sakit kusta, Ia mau me-nunjukkan bahwa Ia datang untuk melawan dosa. Cinta kasihNya menyebabkan Dia melanggar hukum Ia menyentuh si sakit untuk menyembuhkannya. Tetapi untuk menunjukkan bahwa Ia bebas dalam hal ini, maka Ia menyuruh si sakit yang sudah sembuh itu pergi menghadap imam-imam, agar mereka mengakui kekuasaan Al Masih padaNya. “Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir.” Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus Sekali peristiwa seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus ia memohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru. Demikianlah Injil Tuhan. Terpujilah Kristus Doa Umat Oleh Kristus kita mengenal Allah Bapa yang berbelas kasih kepada umat-Nya yang menderita. Maka, marilah kita me-manjatkan doa kepada-Nya. Bagi Bapa Suci, para Uskup dan para Imam. Semoga Allah Bapa memberkati Bapa Suci, para Uskup dan. para Imam, agar selalu memberi teladan keprihatinan ter-hadap yang terpencil, yang sakit, dan dikucilkan dari masyarakat. Marilah kita mohon Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan. Bagi para pejabat pemerintahan. Semoga Allah Bapa membimbing para pejabat pemerintahan sehingga mereka dapat melaksanakan tugas pelayanannya dengan penuh tanggung jawab demi keamanan dan kesejah-teraan masyarakat. Marilah kita mohon Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan. Bagi para penderita sakit. Semoga Allah Bapa menghibur dan menemani para penderita sakit sehingga mereka tidak merasa disendirikan serta dibuang, namun tetap berjuang memberi cinta Tuhan di dalam penderitaan sakitnya. Marilah kita mohon Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan. Bagi kita sendiri. Semoga Allah Bapa menggerakkan hati kita agar jangan hanya memuji dan memuliakan nama Tuhan di dalam Gereja tetapi juga meluhurkan Tuhan melalui pengabdian tulus demi keselamatan sesama. Marilah kita mohon Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan. Allah Bapa, dengarkanlah doa-doa kami. Teguhkanlah kami agar kami semakin percaya akan kekuatan cinta kakal yang mengalir dari-Mu sendiri. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin. Doa Persembahan Ya Allah, semoga berkat persembahan roti dan anggur ini, Engkau berkenan membersihkan dan menyembuhkan kami dari segala dosa. Baruilah hidup kami berkat karya penebusan Putra-Mu, Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. U Amin Antifon Komuni – Mat 5 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Doa Sesudah Komuni Marilah berdoa Allah Yang Maha Penyayang, kami bersyukur atas uluran tangan Putra-Mu yang menyembuhkan dan membersihkan kami dari segala noda dosa. Semoga kami pun semakin rajin menyucikan diri kami demi terciptanya keharmonisan hubungan kami dengan Dikau dan sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin Dalamrangka memperingati Hari Orang Sakit Sedunia yang jatuh pada 11 Februari, RS Panti Rapih gelar Healing Garden. Dalam rangka memperingati Hari Orang Sakit Sedunia yang jatuh pada 11 Februari, RS Panti Rapih gelar Healing Garden. Minggu, 17 Juli 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com; Bunda Gereja “Ibu, inilah, anakmu… Inilah, ibumu. Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.” Yoh 1926-27 Saudari-saudara terkasih, Pelayanan Gereja untuk orang sakit dan mereka yang merawatnya harus terus berjalan dengan daya semangat yang senantiasa dibarui, dalam kesetiaan pada amanat Tuhan bdk. Luk 92-6; Mat 101-8; Mrk 67-13 dan mengikuti teladan Yesus, Pendiri dan Gurunya. Tema Hari Orang Sakit Sedunia tahun ini ditetapkan dari kata-kata yang diucapkan Yesus dari atas salib kepada Maria, Ibu-Nya, dan Yohanes “Ibu, inilah anakmu… Inilah ibumu. Dan sejak saat itu, murid itu menerima dia di dalam rumahnya.” Yoh 1926-27. Kata-kata Tuhan itu dengan terang benderang menerangi misteri Salib, yang tidak menghadirkan tragedi keputusasaan, namun lebih tepatnya menunjukkan kemuliaan-Nya dan kasih-Nya sampai akhir. Kasih itu menjadi dasar dan kaidah bagi komunitas Kristiani dan hidup dari setiap murid Kristus. Sebelum semua yang lain, kata-kata Yesus adalah sumber panggilan keibuan Maria bagi seluruh umat manusia. Khususnya, Maria telah menjadi Ibu dari murid-murid Puteranya, yang menjaga mereka dan perjalanan mereka sepanjang hidup. Seperti kita ketahui, perhatian ibu bagi anak-anaknya mencakup dimensi material dan spiritual. Penderitaan salib yang tak terperikan menembus jiwa Maria bdk. Luk 235, tetapi tidak melumpuhkannya. Sungguh sebaliknya. Sebagai Ibu Tuhan, suatu langkah baru pemberian diri terbuka di hadapannya. Di atas Salib, Yesus memperlihatkan perhatian-Nya bagi Gereja dan seluruh umat manusia, dan Maria dipanggil untuk berbagi perhatian yang sama. Dalam melukiskan pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, Kisah Para Rasul memperlihatkan bahwa Maria mulai melaksanakan perannya pada komunitas Gereja Perdana. Peran yang tidak pernah terhenti. Yohanes, murid yang dikasihi, adalah gambaran Gereja, umat mesianis. Dia harus mengakui Maria sebagai Ibunya. Untuk melaksanakannya, ia menerima Maria di dalam rumahnya, untuk menemukan model kemuridan di dalam diri Maria, dan untuk merenungkan panggilan keibuan yang telah Yesus percayakan kepadanya, dengan seluruh tanggung jawabnya seorang Ibu penuh kasih yang melahirkan anak-anak yang cakap mencintai seperti amanat Yesus. Itulah mengapa panggilan keibuan Maria merawat anak-anaknya dipercayakan kepada Yohanes dan Gereja secara menyeluruh. Seluruh komunitas para murid termasuk di dalam panggilan keibuan Maria. Yohanes, sebagai murid yang berbagi segala hal dengan Yesus, tahu bahwa Sang Guru ingin membawa semua orang ke dalam perjumpaan dengan Sang Bapa. Ia dapat memberikan kesaksian akan kebenaran bahwa Yesus menjumpai banyak orang menderita sakit spiritual yang disebabkan oleh kesombongan bdk. Yoh 831-39 dan sakit fisik bdk. Yoh 56. Ia melimpahkan belas kasih dan pengampunan kepada semua orang, dan menyembuhkan yang sakit sebagai tanda hidup Kerajaan Allah yang berlimpah-limpah, di mana setiap tetes air mata akan diusap. Seperti Maria, para murid dipanggil untuk saling memperhatikan, tetapi tidak hanya itu. Mereka tahu bahwa hati Yesus terbuka bagi semua orang dan tidak ada seorang pun yang dikecualikan. Injil Kerajaan Allah harus diwartakan kepada semua orang, dan cinta kasih orang-orang Kristiani harus ditujukan kepada semua orang, karena mereka adalah pribadi-pribadi, anak-anak Allah. Panggilan keibuan Gereja kepada mereka yang berkekurangan dan orang sakit telah menemukan ungkapannya yang nyata di sepanjang sejarahnya 2000 tahun dalam rangkaian prakarsa-prakarsa yang menakjubkan atas nama orang sakit. Sejarah pengabdian ini janganlah dilupakan. Prakarsa itu harus terus dilanjutkan sampai saat ini di seluruh dunia. Di negara-negara di mana sistem-sistem pemeliharaan kesehatan publik memadai, karya kongregasi-kongregasi religius Katolik dan keuskupan-keuskupan serta rumah sakit – rumah sakitnya diarahkan tidak hanya pada penyediaan kualitas perawatan medis, tetapi juga pada memperlakukan pribadi-pribadi manusia pada pusat proses penyembuhan, sambil melakukan penelitian ilmiah dengan penuh hormat bagi kehidupan dan nilai-nilai moral Kristiani. Di negara-negara di mana sistem-sistem pemeliharaan kesehatan belum cukup memadai atau bahkan belum ada, Gereja berusaha melakukan apa yang ia dapat kerjakan untuk meningkatkan kesehatan, mengatasi kematian bayi, dan memberantas mewabahnya suatu penyakit. Di mana-mana Gereja berusaha menyediakan perawatan, bahkan ketika Gereja tidak berada pada posisi memberikan kesembuhan. Gambaran Gereja sebagai sebuah “bidang rumah sakit” yang menyambut semua orang yang terluka adalah suatu realitas yang sangat nyata, karena di beberapa bagian dunia, rumah sakit – rumah sakit misi dan keuskupan adalah satu-satunya lembaga yang menyediakan perawatan penting bagi masyarakat. Kenangan akan sejarah panjang pelayanan pada orang-orang sakit menjadi alasan bagi komunitas Kristiani untuk bersukacita, khususnya mereka yang saat ini terlibat di dalam pelayanan kesehatan ini. Namun, di atas semuanya itu, kita mesti membiarkan masa lalu itu untuk memperkaya kita. Kita seharusnya belajar dari sejarah yang mengajarkan pada kita tentang kemurahan hati, pengorbanan diri dari banyak pendiri lembaga-lembaga pelayanan orang sakit, kreativitasnya, banyaknya prakarsa yang dijalankan selama berabad-abad, dan komitmen pada penelitian ilmiah sebagai sarana menawarkan inovasi dan pengobatan bagi orang sakit yang dapat diandalkan. Warisan masa lalu ini membantu kita untuk membangun masa depan yang lebih baik, sebagai contoh, dengan melindungi rumah sakit – rumah sakit Katolik dari mentalitas bisnis yang sedang berusaha mengubah pelayanan kesehatan menjadi bisnis yang menguntungkan, yang ujung-ujungnya mengabaikan orang miskin. Organisasi yang bijaksana dan berbelas kasih menuntut bahwa orang sakit dihormati martabatnya, dan terus menerus dipandang sebagai titik pusat pada proses pengobatan. Hal inilah yang seharusnya menjadi pendekatan orang-orang Kristiani yang bekerja di dalam struktur-struktur masyarakat; melalui pelayanan mereka, mereka dipanggil memberikan kesaksian Injil yang meyakinkan. Yesus memberikan kuasa penyembuhan-Nya kepada Gereja “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya… mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang sakit itu akan sembuh” Mrk 1617-18. Di dalam Kisah Para Rasul, kita membaca kisah penyembuhan yang dilakukan oleh Petrus bdk. Kis 34-8 dan Paulus bdk. Kis 148-11. Misi Gereja adalah suatu tanggapan terhadap karunia Yesus tersebut, karena Gereja tahu bahwa ia harus membawa orang sakit ke hadapan Allah, dengan penuh kelemahlembutan dan belas kasih. Pelayanan kesehatan akan selalu menjadi tugas yang penting dan fundamental, yang harus dijalankan dengan entusiasme yang selalu dibarui, dari paroki-paroki sampai lembaga-lembaga kesehatan yang paling besar. Kita tidak dapat melupakan cinta kasih yang lembut dan kesetiaan keluarga-keluarga dalam menjaga orang sakit kronis atau anak-anak berkebutuhan khusus, serta orang tua dan sanak saudara mereka. Kepedulian yang diberikan dalam keluarga merupakan kesaksian kasih yang luar biasa bagi pribadi manusia; hal ini perlu diakui dengan sepantasnya dan didukung oleh kebijakan-kebijakan yang sesuai. Para dokter dan perawat, imam, biarawan-biarawati, relawan, keluarga dan mereka semua yang merawat orang sakit, ambil bagian dalam misi gereja ini. Misi tersebut merupakan pembagian tanggung jawab yang memperkaya nilai pelayanan yang kita berikan setiap hari. Kepada Maria, Bunda yang penuh kelembutan cinta, kita percayakan semua orang yang menderita sakit jiwa raga, semoga Bunda Maria menopang mereka dalam pengharapan. Kita memohon padanya juga untuk membantu kita menerima saudara-saudari kita yang sakit. Gereja tahu bahwa ia memerlukan rahmat khusus untuk menghidupi tugas Injili melayani orang-orang sakit. Semoga doa-doa kita kepada Maria Bunda Allah menyatukan permohonan yang tiada henti, di mana setiap anggota Gereja dapat hidup dengan penuh cinta pada panggilan untuk melayani kehidupan dan kesehatan. Semoga Perawan Maria menjadi pengantara untuk Hari Orang Sakit Sedunia ke-26. Semoga ia membantu orang-orang sakit untuk menyatukan penderitaan mereka dengan penderitaan Tuhan Yesus. Dan, semoga ia mendukung mereka semua yang merawat orang sakit. Kepada semua orang sakit, pelayan kesehatan dan relawan, saya memberikan berkat Apostolik saya. Dari Vatikan, 26 November 2017 Pada Hari Raya Kristus Tuhan kita, Raja Semesta Alam FRANCIS 2020- Hari Orang Sakit Sedunia Ke-28. 2019 - Hari Orang Sakit Sedunia Ke-27. 2018 - Hari Orang Sakit Sedunia Ke-26. 2017 - Hari Orang Sakit Sedunia Ke-25. 2016 - Hari Orang Sakit Sedunia Ke-24. 2015 - Hari Orang Sakit Sedunia Ke-23. 2014 - Hari Orang Sakit Sedunia Ke-22. 2013 - Hari Orang Sakit Sedunia Ke-21.